Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04.Gawat

"Hei, dia menyuruh mu kembali untuk laporan"

Suara manis dengan nada datar berbicara disebrang telepon, memberi perintah kepada sang rekan

"Haa? Mendadak sekali"

Sang rekan merasa enggan untuk segera kembali, dia telah menemukan beberapa hal menarik yang sayang bila ditinggal begitu saja sebelum dia mengorek habis informasi tentangnya

"Sebaiknya kau jangan membantah. Dia sedang dalam suasana hati yang buruk kau tau?"

Lawan bicara yang ada di telfon mencoba mengancam agar rekannya ini mau kembali ke markas dengan segera, takut dia yang kena getahnya meski bukan dia yang berbuat

"Yaampun, merepotkan sekali. Ada apa dengan dia hah?"

Setelah pertanyaan dilontarkan suasana berubah menjadi hening, dari sebrang tidak ada jawaban, membuatnya merasa bingung

"Ya pokoknya kau kembali saja. Aku ga mau ya dimarahin sama dia karna kamu ga mau balik"

Setelah keheningan menguasai selama beberapa detik sang lawan bicara akhirnya menjawab, setengah-setengah tapi. Merasa malas kembali tapi dia sedang masa-masanya absolut yaudah iyain aja

"Haaah..... Ha'i ha'i, aku akan kembali secepat mungkin. Pastikan ruangan milikku tidak berantakan. Kau mengerti, Maira?"

"Halah, tau aja klo di berantakin. Iya iya santai nanti aku bersihin. Udah cepetan balik, Sharon"

Tut.

Sambungan dimatikan, gadis dengan kacamata itu menatap datar kearah rumah yang dia awasi belakangan ini. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan kembali dan menguak seluruh keanehan yang dia rasakan dirumah ini. Sekarang tak aneh lagi mengapa Dia tertarik dengan rumah ini. Ah, lebih tepatnya kepada penghuninya

"Ya baiklah waktunya kembali ke markas"

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Setelah beberapa hari berlalu Halilintar tak lagi terlalu memikirkan mimpi buruk yang sudah di jelaskan di chapter 2 waktu itu

Agak sulit untuk membuang rasa overthinking itu sebenarnya, tapi Halilintar kembali pada pemikiran logis bahwa mimpi hanyalah  bunga tidur. Mungkin dia agak terlalu sering memikirkan kakaknya belakangan ini

Dan seperti biasa mereka tidak pernah dekat lagi. Dan para elemental yang lainpun mulai mencoba mengkondisikan situasi agar tak lagi ada pertempuran di rumah. Tapi mereka memang sudah biasa dengan tidak akrabnya kedua kakak mereka itu

"Onee-San" panggil Thron

"Ya, kenapa Thron?" Tanya (y/n) yang berkutat dengan novel baru miliknya di sofa

"Thron mau minta tolong boleh? Mumpung Onee-San ada di rumah" Ucap Thron

(Y/n) pun menutup novel yang ia baca dan mulai menatap Thron dengan lembut, (y/n) pun bertanya,"Kerjain PR apa?"

"PR emteka" Jawab Thron

"Onee-San sibuk, gmn klo minta tolong sama Solar aja?" Ucap (y/n) desertai senyum tipis

Sebenarnya (y/n) ga sibuk ges, dia tuh lagi baca novel romansa aja. Tapi (y/n) ga mau bantuin Thron karena saat mendengar kata kata 'emteka' otaknya udah mendidih duluan. (Y/n) sebenernya anak pinter, dia jago emteka, but dia males buat ngitung aja

"Tapi Thron maunya sama Onee-San ! " Ucap Thron dengan wajah memelas

'GUSTI INI ADEK GW KOK IMOET BANGET SIH JADI PEN CULIK!' Batin (y/n) meronta-ronta

Siapa coba yang ga mau nyulik anak imoet, gemoy, cem Thron gitu?. Duh jadi gak tega (y/n) buat nolak permintaan Thron. Btw perlu dicatat ya teman teman, bahwa permintaan yang jarang sekali di tolak paling 1-2 kali adalah permintaan Thron, sisanya malah jarang di turutin sama (y/n) awokawokawoka

"Aduh.... Huft.... Oke mana PR nya biar Onee-san bantu kerjain" Ucap (y/n) akhirnya

Finally, (y/n) nurutin permintaan Thron karna ga tahan dengan keimutannya. Thron pun menyerahkan buku emtekanya pada (y/n) dan menunjukkan beberapa nomor yang tidak ia mengerti

(Y/n) pun menjelaskan dengan sabar meski sesekali dia ingin menjitak adiknya itu, tapi di urungkan karna ingat klo adek dia ini imut. Tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama PR Thron pun selesai, Thron full senyum

"Makasih ya Onee-san! " Ucap Thron sambil tersenyum

"Iya, sama sama" Jawab (y/n) sambil tersenyum tipis

Thron tersenyum, namun tiba tiba senyum itu digantikan dengan raut wajah sendu. Thron menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya

"Anu, sebenarnya Thron tadi udah ke kamar Solar mau minta tolong..... Tapi ga jadi" Ucap Thron tiba tiba

(Y/n) yang melihat perubahan raut wajah sangat adik yang sangat mendadak membuatnya penasaran

"Lho, kenapa ga jadi?" Tanya (y/n)

Thron tampak enggan untuk menjawab pertanyaan (y/n). Kek dia tuh mau bilang tapi enggak, tapi klo ga bilang nanti resah, tapi takut mau bilang😭

"Thron, bilang aja sama Onee-san ada apa" ucap (y/n) sambil mengusap pundak Thron Lembut

"Thron.... Thron ga tau. Tapi pas Thron buka kamar Solar, kamarnya gelap banget ,jendela sama hordengnya di tutup,terus berantakan. Thron takutnya Solar lagi sedih, akhirnya minta tolong nya sama Onee-san" Jawab Thron sambil menghela nafas

(Y/n) terdiam sejenak. Ada apa dengan adiknya itu? Perasaan (y/n) tiba tiba menjadi buruk, dia sudah punya masalah dengan Halilintar jadi dia harap tidak ada masalah lagi dengan yang lainnya. (Y/n) mencoba berfikir positif, mungkin solar cuman sedih karna peringkatnya menurun....... Mungkin...

"Ooh begitu. Yasudah Thron taro aja prnya di kamar terus main sama yang lain. gausah terlalu di pikirin, biar Onee-san yang urus, ya?" Ucap (y/n) lembut sambil mengusap kepala Thron

Thron tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Thron pun beranjak pergi ke kamarnya seperti perintah (y/n). Melihat Thron yang sudah pergi (y/n) menghela nafas, dia beranjak dari sofa, berniat untuk mencari Gempa untuk bertanya soal Solar

Di dapur gak ada, kamar ga ada, kamar mandi Blaze lagi menuntaskan hajatnya jadi ga mungkin, kamar mandi satunya Ice lagi mandi, halaman gak ada, ruang tengah jelas ga ada karna (y/n) abis dari sana. (Y/n) pun berinisiatif ke gudang, kali kali ada, meski kemungkinan cuman 1%

Gudang itu cuman dimasukin sama bocah bocah kalo udah jadwalnya bersih², itupun bareng bareng, karna kalo sendiri ke gudang kek horor² gimana gitu. Main petak umpet aja biasanya ga sembunyi di gudang

Sebenarnya emang (y/n) ngelarang mereka masuk gudang, ada sesuatu disana yang dia tak ingin adik-adiknya tau. Tapi (y/n) juga mager kalo bersihin gudang sendirian, udah berdebu, banyak barang, repot dah pokoknya

"Masa iya di gudang?" monolog (y/n)

Setelah bergulat dengan pikirannya selama beberapa waktu akhirnya (y/n) memutuskan untuk ke gudang. Bahaya juga kalo misalnya adiknya ada di gudang dan menemukan sesuatu yang dia sembunyikan

Saat sampai di gudang (y/n) dibuat terkejut karna pintu gudang terbuka sedikit,  (y/n) panik dan terburu-buru masuk kedalam, melihat apakah disana beneran ada Gempa

Brak!

(Agak ga nyantuy ya bund buka pintunya—)

"Gempa! Kamu didalam?!"

(Y/n) sedikit berteriak sambil boleh kanan kiri buat nyari gempa. Beberapa debu berterbangan karna (y/n) ga nyante pas buka pintu tadi. Debu itu sedikit mengganggu indra pernapasan (y/n), membuat (y/n) sedikit terbatuk-batuk

"Onee-san!"

Dubrak!

Gempa memeluk (y/n). (Y/n) terdorong kebelakang, dengan Gempa yang ada di atasnya (kalian jangan mikir aneh aneh🙏). Beberapa kotak dengan isi buku-buku lama yang cukup banyak dan berat jatuh di tempat (y/n) berdiri tadi. (Y/n) menampakkan wajah terkejut, ada 2 hal yang membuatnya terkejut. Pertama kotak yang jatuh, dan Gempa yang menyelamatkannya

"Gempa?"

Gempa segera menyingkir dan membantu (y/n) untuk duduk. Gempa segera menatap kakak perempuannya dengan wajah khawatir

"Onee-san, daijoubu (gak papa) ?" Tanya Gempa

(Y/n) menatap Gempa bingung. Kenapa baju Gempa begitu kotor dan robek di beberapa tempat. Selain itu wajah Gempa juga agak kotor, keringat terlihat bercucuran

Alih-alih menjawab pertanyaan Gempa sebuah pertanyaan meluncur begitu saja dari mulut (y/n),"Kamu ngapain disini?"

"Eh?"

"Kamu ngapain di gudang? Baju kamu juga kotor banget, kamu bau keringat, nafas kamu ga beraturan. Habis ngapain?" Tanya (y/n) dengan sedikit penekanan

"Ge-Gempa cuman nyari barang kok" Jawab Gempa

"Yang bener? Cari apa kamu?" tanya (y/n) lagi, ia tak percaya

"Eum..... Ge-Gempa cari...—"

Perkataan Gempa terpotong karna (y/n) tiba tiba menarik tangan gempa mendekat, sehingga Gempa sekarang berapa dalam pelukan (y/n)

(Inget ade kakak🙏)

"Shīrudo!"

Sebuah tameng warna biru tiba tiba muncul mengelilingi (y/n) dan Gempa

(Ya kurang lebih gitulah bentuknya, sumber:pinterest)

DOR! DOR! DOR!

Tiga tembakan peluru berhasil dihindari. Gempa menatap kaget dengan kejadian yang secara tiba tiba itu terjadi. Jika saja (y/n) telat beberapa detik bisa saja nyawa Gempa taruhannya

Berlawanan dengan wajah kaget Gempa, (y/n) memasang wajah serius dan waspada, dia sudah merasakan aura kekuatan aneh semenjak dia nyaris tertimpa kotak kotak tadi. Mata (y/n) memicing tajam menatap sosok yang akhirnya menunjukkan rupanya

"kau reflek yang bagus, aku terkesan"

Si penembak tersenyum miring mendapatkan tatapan tajam dari targetnya. Sedangkan (y/n) segera menghilangkan tamengnya dan berdiri menatap si penembak sambil merentangkan tangannya didepan Gempa

'Apa ini salah satu suruhan dia? Kalu iya Gawat rumah ku sudah ketahuan'

"Dareda Omae wa?"

Si penembak mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis menatap gadis manis dihadapannya yang menatapnya dingin

"Kau bertanya siapa aku?"

Dasar kurang ajar dia malah nanya balik

"Ku rasa itu tidak penting"

Perlahan diangkatnya kembali pistol ditangannya sambil melebarkan senyumnya

"Asobou (ayo main)"

•—————————————————•

Walau keliatan ga nyambung ini sebenarnya nyambung kok insya Allah 🙏

Mmf Nazu baru up, baru semangat awok😀

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro